0

pelihara auratmu wahai saudariku

Posted by Unknown on 06.27
Matahari menjadi saksi bisu
Angin menyibak rambutmu yang menyentuh kalbu
Debu kerap kali bertamu di halaman kulitmu
Ribuan mata lawan jenis kerap kali terpaku

Tak kau hiraukan auratmu yang tak berpenutup
Memicu kaum adam semaput
Tanpa memikirkan imanmu yang kalang kabut
Tanpa peduli kapan saja nyawamu dicabut

Sahabat, aku khawatir engkau terjatuh dalam dosa
Mari kita tutup satu pintu dosa
Dengan menjadi pasukan Allah yang taqwa
Karena Allah akan menunggu kita di surga

Mari kita bersama berhijrah untuk menuju jannah
Dengan bumbu istiqomah
Menjauhi murka Allah dengan penutup aurat yang tak perlu mewah
Namun berkah

0

kantuk

Posted by Unknown on 17.35

Angin serasa berkunjung lama di pelupuk mata
Tak pernah mampu ia membuka mata
Hasil terjaga semalaman
Memikirkan beban di bahu di kepala
Melakukan hal yang tidak penting
Layar alat komunikasi beresolusi mencuri mata
Terpaku lama menjelajahi media sosial
Malam itu waktu menjajaki pukul 02.00
Barulah mata mengkuncikan pelupuknya
Lalu,pukul 05.00 dia sudah bersiap
Menatap matahari menerobos kabut gelap
Sesampainya di tempat tujuan ,adalah aku yang menahan kantuk berat



0

Sahabat seperjuangan

Posted by Unknown on 00.30


Sahabat ,tak terasa waktu tergelincir dengan cepatnya
6 bulan lagi kita akan menyandang hasil kerja keras kita selama 3 tahun ini
Senang pastinya
Namun sedih pun tak lupa mengiring





Canda tawa senang sedih duka lara sudah kita lalui bersama
Kegilaan-kegilaan absurd kita lakukan tanpa batas
Pembangkangan atas peraturan-peraturan tak masuk akal dilakukan tanpa segan
Tawa lepas dan besarnya volume suara di setiap kosongnya mata kuliah
Hukuman-hukuman basi yang kita terima dengan tertawaan
Hmm,kelihatannya  kita selalu tertawa
Itulah kalian,
Penuh dengan bercak warna hidup ini dijalani bersama kalian sahabat




Senang  rasanya diberi kesempatan oleh Tuhan dipertemukan dengan kalian
Kalian penghantar arus semangat
Penggerak denyut kebahagiaan
Melemahkan saraf kesedihan
Mengajarkan aku “chapter-chapter” kehidupan
Hingga aku siap menantang kehidupan
Kalian mengkamuflasekan suram dan getirnya masa kuliah menjadi fatamorgana yang indah
Coding-coding pendisfungsi otak kiri rasanya hanya seperti perkalian matematika anak sekolah dasar ketika kujalani bersama kalian
Tak sanggup tak sudi rasanya berpisah dengan kalian nantinya
Bulir air mata tak pernah sabar ingin keluar setiap kali membayangkan perpisahan yang akan kita hadapi 24minggu lagi ini
Terlalu dalam pahatan-pahatan yang kalian ukir di hati ini,mereka berupa mozaik-mozaik kenangan serta puzzle-puzzle kebahagiaan 




24 minggu lagi ,

Aku akan kehilangan gelak tawa kalian
Tak akan ada lagi kegilaan-kegilaan absurd itu
Tak akan ada lagi kalian yang selalu bersamaku di tiap harinya
Tak akan pernah lagi berada di kelas yang sudah kita anggap sebagai rumah sendiri itu
3 tahun yang indah ini akan usai,usang, berupa abu kenangan yang akan selalu kita rindukan.






Kemudian setelah hari pemindahan tali toga dari kiri ke kanan,kita akan terbucar
Terbucar ke daerah masing-masing
Terbucar ke tempat yang berjauhan
Karena,
Setelah ini kita akan menghadapi hidup yang lebih getir,DUNIA KERJA kawan!
Disinilah mental kita terporak porandakan oleh alurnya
Ingatlah sahabat, tetaplah kuatkan mental,jangan sedikitpun bergeming

Aku tunggu kalian dengan cerita-cerita indah masa depan kalian.
Aku tunggu kalian untuk bisa berjumpa kembali  sekedar melepas rindu nantinya


Dan terakhir,
Ingatlah selalu masa disaat kita bersama karena memori manis ini akan selalu kita kenang di masa tua
Jangan pernah melupakan satu sama lain
Karena aku dan kalian selalu terkoneksi!
Kita nantinya akan berbeda tempat , namun kita masih akan saling menyampaikan sinyal,sinyal persahabatan.
Aku sangat menyayangi kalian sahabat.
Aku masih sangat ingin bersama kalian ,aku pun masih tidak percaya dengan bayang-bayang perpisahan kita kelak.
Tidak akan hilang momen bersama kalian dari memori ku, tak akan terformat, dan tak akan terinstal ulang

Terima kasih telah mewarnai kehidupanku selama hampir 3 tahun ini.

Nikmatilah sisa-sisa waktu  di semester akhir ini.
Semoga kita sukses bersama

Oleh : orang yang menyayangi kalian
Teruntuk : keluarga kecil tercinta (MI B )








0

kids before vs kids now

Posted by Unknown on 08.04
Anak anak?? 

Apa yang terbersit dalam benak anda ketika mendengar kata-kata "imut" ini??  

Kita pasti membayangkan betapa indahnya masa-masa mereka bermain ,berbaur dengan teman2 sebaya, masa-masa ketika imajinasi mereka berkembang menggeliat liar tanpa batas, masa-masa ketika mereka bebas berekspresi, masa-masa ketika hidup mereka bersosialisasi tanpa “tebang pilih”, sosialisasi apa adanya untuk bersenang-senang menghabiskan masa kecil indah bersama teman dan masa ketika mereka rela berkotor-kotor ria bermain lincah dengan teman-temannya.

Sungguh indah masa itu apabila anak-anak memanfaatkan masanya dengan benar.

Namun penampakan apa yang sering kita lihat saat ini,zaman yang kian maju ini, dan baru-baru ini? Bahwa betapa memprihatinkannya kehidupan anak kecil zaman sekarang . Bertaburkan barang mahal berbasis teknologi , terpaku dengan gadget-gadget mahal, menghabiskan waktu dengan permainan di layar nan canggih beresolusi,bukan di kertas atau tanah seperti media permainan anak zaman dahulu. Mereka sudah mengalami candu berat terhadap internet yang belum sepantasnya mereka konsumsi. Mereka kehilangan masa kanak-kanak yang indah seperti yang dilakukan anak-anak sewajarnya. 

Perilaku ini membentuk gejala-gejala introvert dan individualis. Tak kenal kata “bersosialisasi”. Mereka akan memiliki Psikologi yang sangat berbeda dengan mereka yang jauh dari ‘teknologi’ di masa kecilnya. 

Tak sedikit dari orang tua mereka memberi fasilitas nan megah itu kepada anaknya dengan alasan agar anaknya cerdas ,pintar karena sudah mengenal komputer,laptop, smartphone dan lain-lain yang berbau teknologi canggih sejak dini. Alasan yang klise. Betul-betul klise.

Kondisi ini memiliki perbedaan yang mencolok dengan kehidupan kanak-kanak zaman dulu.Kotornya jari tangan lantaran bermain gundu, berdarahnya kaki karena berlari-lari ketika bermain petak umpet, hitamnya badan karena bermain layang-layang, serunya bermain "ular naga", kuatnya jari jemari menarik karet ketapel, ributnya bermain monopoli,dll. Namun kotor dan berdarahnya kaki serta kotor dan hitamnya tubuh mengukir kenangan tersendiri bagi mereka, kenangan yang tak kan terlupakan sampai tua menjelang. Menjadi cerita lucu untuk anak cucu mereka. Dan juga membentuk mental dan psikologi yang baik untuk pertumbuhan umur mereka kedepan.

Untuk zaman yang sedang dijajah teknologi ini, hendaknya mereka, para orang tua, menyediakan barang-barang itu pada waktu yang tepat,tidak dari umur 3 tahun sudah  mahir mengoperasikan smartphone  berlayar sentuh. Setidaknya dari umur 7 tahun mereka baru menjadi user teknologi. Memberikan teknologi sejak dini pada anak anda adalah hal yang benar-benar baik untuk menunjang pendidikan mereka, namun ditinjau dari mental dan psikologisnya harusnya para orang tua mengerti saat yang tepat untuk memberi fasilitas-fasilitas itu.
            Biarkanlah anak-anak anda menikmati masa kecilnya, jangan biarkan teknologi merenggut masa kanak-kanaknya!(Arm)



Lihat perbedaannya , miris bukan? *sumber gambar: http://www.google.com




0

Ruang baru

Posted by Unknown on 17.43

Terasa asing di ruangan ini
Di sudut ruang berteman akrab dengan bosan
Tak satupun menyampaikan sapa
Mereka sibuk sendiri dengan ruang kerjanya
Wajar, aku orang baru disini
20 hari disini bagaikan 20 tahun
Waktu seperti sedang lumpuh,seperti sedang kehilangan fungsi berjalan
Tak jarang sudut mata ini kupalingkan pada benda penunjuk waktu itu
Tiap hari merasa membusuk dibangku yang jauh dari jangkauan
Tiap hari pula aku sibuk mencari kerjaan agar satuan waktu sedikit berlari mengejar siang
Seringkali aku berkeinginan melemparkan seluruh komponen diruangan ini ke seluruh penjuru ruangan
Menjerit keras membiarkan pita suara lepas!
Bahkan bergoyang bersama lagu yang sengaja aku pasang dengan volume sekeras-kerasnya!
Namun , bosan bukanlah musuh terberat ku ditempat ini
Ada 1 sosok yang membuat aku gondok di tiap harinya
Dia tak memiliki pagar batas membentuk struktur-struktur kalimat sarkasme kepadaku
Namun kian hari aku merasa terbiasa dengan hinaan hinaan basi itu
Aku hanya menganggap semua yang ia lontarkan hanyalah sampah yang sudah harus dibuang ke tempat pembuangan akhir, tak ada yang perlu memberinya perhatian
Terbiasa , terbentuknya mental, dan (tetap) bosan aku disini
Semua pasti ada hikmahnya
Tuhan memilihku menghadapi ini karena aku kuat dan pasti siap menghadapi para onggok daging tak tau perasaan ini

Oleh : aku yang sedang menelan utuh kebosanan



Copyright © 2009 Arum Dwita All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.